Bukan Salah Apa-apa





Ada yang datang dengan suka cita, dan pergi dengan perasaan sebaliknya.
Sialan, apakah sang senja merasakannya? 
Perasaan was-was ketika awan perlahan menjadi gelap dan kehilangan jingganya.

Tidak mungkin! senja baik-baik saja, besok ia datang lagi jika tidakmendung.
Apakah aku harus seenak jidat seperti senja? 

Tidak mungkin! senja hanya sebuah biasaan dari matahari yang perlahan tenggelam. 
Sedangkan aku.. seorang puan yang sedang mencari jawaban...
Jangankan tengelam dan hilang, menjadi bersuara dan terang-terangan saja belum tentu dijawab tanyanya..

Hai, suara parau di ujung sana.
Dengar gema ku tidak?
Ku tunjuk satu-satu kata yang terus terlontar di ambang pesan sana, ternyata kertasnya tipis, belum dipertangungjawabkan sudah habis dicabik angin.

Hai, nafas panjang di ujung sana.
Mencium getir ku tidak?
Ku taruh aroma tanya di sepanjang jalan menuju rumah dan tempat ibadah, rupanya belum sampai, alamatnya salah.

Senja, teriakan sendu puan, dan nafas sesak yang ditahan semalaman.
Juga bukan salah pertanyaan yang terlanjur sulit ditemukan jawabannya.
Juga bukan salah niatan jenaka dari ujung lidah yang tidak ada tulangnya.
Juga bukan salah kata-kata puitis yang terlanjur menyerapnya menjadi arti ditiap baitnya.
Juga bukan salah apa-apa yang hanya lewat saja.
Juga bukan salah.. perasaan patah yang payah sebab jatuh karena jebakannya.

Komentar

Postingan Populer